Senin, 09 Mei 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 10 Memorandum Kedua : Atau, Ini Bisa Jadi Adalah Monolog Dari Seseorang



x Memorandum Kedua x






  Ada sesuatu yang kusadari ketika aku terus membaca ini.

  Lebih tepatnya, aku seperti kembali ke titik awal dari semua ini.

  Novel-novel ini memiliki kemiripan denganku. Bahkan membuatku berpikir kalau novel-novel ini sangat mirip dengan sifat asliku, atau mungkin, sifat asliku ini bisa dibilang jahat.

  Meski begitu, sebenarnya tidak persis seperti itu.

  Sambil melihat buku-buku yang lain, akupun terus mencari, tanpa lelah, dan tidak ada keinginan untuk menyerah. Begitu dan begitu seterusnya, sampai aku mendapatkan No Longer Human  dan Run, Melos!

  Tapi, meski begitu, ada sesuatu yang jelas berbeda.

  Tidak peduli orang-orang menyebutnya karya yang hebat, tidak peduli orang-orang menyebut ini masterpiece, novel-novel ini tidak ada yang benar-benar mirip denganku.

  Sampai ada orang luar yang peduli denganmu, bersimpati denganmu, dan kau mendengar mereka mengatakan sesuatu yang berbeda dari yang kau tampilkan, maka itu tidak lain adalah keputusasaan itu sendiri.

  Kemiripan dan kesamaan adalah hal yang membuat sebuah perbedaan itu terlihat mencolok. Mereka terlihat berbeda. Kalau ada yang menyebut itu mirip, berarti segala perbedaan yang terjadi akan selalu dimaklumi.

  Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri yang memiliki ekspektasi, yang berpikir kalau aku memahami itu, berpikir kalau aku mengerti.

  Kalau dibandingkan dengan eksistensi manusia yang digambarkan di No Longer Human, aku lebih kecil, pengecut, dan vulgar dari itu. Dazai tidak menyadari kalau dia selama ini diganggu oleh hal-hal kecil dalam hidupnya.

  Kalau begitu, bukankah itu membuatku terlihat seperti bukan manusia? Bukankah itu membuatku seperti seorang penyendiri dan orang yang jauh lebih khawatir dari Sang Raja Tiran?

  Lebih jauh dari itu. Berpikir kalau memanfaatkan tulisan-tulisan karya terkenal untuk mencari jawaban dari masalahku sendiri dan demi hal yang sangat egois dan pribadi membuatku jijik dengan diriku sendiri. Betapa dangkal, bodoh, dan butanya diriku. Alasanku mengapa aku mengambil buku-buku ini bukanlah untuk membersihkan dosaku atau demi perkembangan diriku.

  Yang kuinginkan adalah menyalahkan diriku sendiri di dalam jalan kebenaran. Aku ingin semua leluconku tentang bagaimana diriku yang terlihat seperti orang yang suka menolong orang lain ini dibuka kebenarannya.

  Oleh mata yang melihatku dari luar sana.

  Oleh karena itu aku memiliki ekspektasi.

  Mungkin jika buku ini bisa atau mungkin jika ada orang yang terbiasa melihat sisi buruk dari manusia, kupikir, mungkin, mereka akan menemukanku. Mungkin mereka bisa melihat siapa diriku yang sebenarnya.

  Meski begitu, meski aku menjadi orang yang selalu melihat orang-orang di sekitarku, meski aku menjadi orang yang bisa melihat apapun itu yang ada di sekitarku, aku menjadi satu-satunya orang yang tidak pernah dilihat oleh orang lain.

  Ini jauh lebih menyakitkan dari ditegur ataupun dikasihani oleh orang lain.






x Memorandum Kedua | END x







Bagi anda yang tidak suka membaca analisis berat, skip saja tulisan di bawah ini.

  Pertama, ini monolog dari siapa? Berbeda dengan memorandum pertama, dengan mudah kita tebak itu milik Hachiman karena di memorandum pertama jelas tertulis orang di monolog sedang bersih-bersih rumah, menemukan buku, dan membaca di sofa. Ini sama persis dengan Hachiman di awal vol 10 chapter 1. Tapi kali ini, kita menemukan situasi yang berbeda. Orang ini sedang mencari-cari buku, dan ada dua buku yang mengingatkan tentang dirinya. Karena orang ini jelas penggemar buku, kita coret Yui dari daftar tersangka.

  Ada empat tersangka potensial, Hachiman dan Yukino jelas penggemar buku. Hayama? Vol 4 chapter 5 Hayama membaca e-book lewat tabletnya di kabin perkemahan. Orang yang menghabiskan waktu luang di perkemahan dengan membaca buku, jelas-jelas penggemar buku. Hayama jadi tersangka disini. Haruno? Vol 8 chapter 3, Haruno membaca banyak sekali buku di kafe donat dekat bioskop. Haruno termasuk dalam daftar tersangka.

  Dalam memo pertama, Hachiman mengatakan kalau No Longer Human itu merupakan cerita tentang dirinya. Di memo kedua, siapapun orangnya, mengatakan No Longer Human tidak benar-benar menceritakan dirinya. Jadi kita coret Hachiman dari tersangka. Tersisa Yukino, Hayama, dan Haruno.

  Novel Run, Melos! adalah cerita pendek karya Osamu Dazai yang terbit tahun 1940. Melos adalah seorang penggembala yang suka menolong dan memiliki rasa keadilan yang tinggi. Negerinya dipimpin oleh Dyonis, Sang Raja Tiran. Dyonis ini tidak percaya dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan dia menghabisi keluarganya sendiri. Melos merencanakan untuk membunuh raja tersebut, namun rencananya gagal dan dia ditangkap.

  Melos dijatuhi hukuman mati, namun Melos memohon agar ditangguhkan selama 3 hari karena dia ingin menghadiri pernikahan adik perempuannya. Dyonis mengabulkan dan menahan Selinuntius, teman Melos, sebagai jaminan kalau Melos tidak kabur. Jika Melos tidak kembali, maka temannya akan dieksekusi. Sepulangnya dari pernikahan adiknya, Melos menemui banyak sekali hambatan di jalan. Akhirnya, dengan susah payah, Melos berhasil kembali ke kerajaan tepat ketika matahari terbenam di hari ke-3. Perjuangan Melos membuat Sang Raja Tiran luluh dan mengampuni Melos dari hukumannya.

  Memorandum kedua ini ditulis diantara chapter 6 dan chapter 7. Artinya, siapapun orang yang bermonolog ini, berdasarkan pengalaman yang diceritakan di novel volume 10 chapter 6 ke bawah. Apakah ada adegan yang menggambarkan cerita Melos tersebut? Ada, di volume 10 chapter 2, adegan kafe. Bahkan, Hachiman menyebut Haruno sebagai Raja Tiran karena menyandera Hachiman agar Yukino mau datang ke kafe. Yukino tidak tahu kalau Hachiman dijadikan jaminan agar Yukino mau datang ke acara tahunan keluarga. Disini, Yukino bisa dicoret dari daftar tersangka. Tersisa Haruno dan Hayama.

  Dalam monolog di atas, orang yang bermonolog digambarkan sebagai orang yang suka menolong dalam kehidupan sehari-harinya. Di volume 6 chapter 9, Haruno menolak menolong Yukino untuk mengisi acara ekstra di penutupan festival budaya. Sedang Hayama malah menawarkan bantuan. Jelas, ini monolog dari Hayama Hayato.

  Jadi, Hayama ini sebenarnya punya sifat yang jahat. Sama seperti Yozo Oba di No Longer Human, Hayama memakai topeng dalam sosial komunitasnya. Berbeda dengan Yozo Oba yang memakai topeng pria lucu dan ramah, Hayama memilih terlihat sebagai Melos, yaitu pria yang memiliki rasa keadilan tinggi dan suka menolong. Itu bahkan ditunjukkan di volume 6 chapter 9, ketika hendak menghajar Hachiman.

  Berbeda dengan Yozo Oba yang memiliki Takeuchi, orang yang tahu siapa Yozo Oba yang sebenarnya, Hayama tidak punya satupun orang yang tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Hayama berharap jika dia terlihat sebagai nice guy, melawan segala rintangan agar seperti Melos, tidak ingin melihat temannya dihukum mati karena ulahnya, maka seluruh dosanya akan diampuni. Oleh karena itu, Hayama memilih untuk terlihat seperti Melos dalam kesehariannya, menolong siapapun, perhatian terhadap siapapun, dan berharap suatu hari nanti orang-orang akan mengampuni sifat jahatnya itu karena dia telah berbuat baik kepada semuanya.

  Dalam cerita Oregairu, sebenarnya apa kejahatan Hayama? Merunut vol 4 chapter 7, Hayama ini diam saja dan tidak mau bertindak ketika ada gosip yang melibatkan dirinya dan Yukino menyebar. Hayama tentu diam, karena dia menyukai gosip itu, tapi tidak dengan Yukino. Merunut vol 7 chapter 8, Hayama backstab sahabatnya sejak SMP, Tobe dengan mensabotase semua peluang kedekatan Tobe dengan Ebina. Jika merunut vol 10 chapter 7, Hayama sengaja mendekati Miura dan PHP Miura agar tidak ada gadis di SMA Sobu yang berani menembaknya. Sengaja merahasiakan pilihan jurusannya di kelas 3 agar bisa mencampakkan Miura secara normal. Selain hal-hal tersebut, Hayama terlihat sebagai orang yang suka menolong dan memiliki rasa keadilan yang tinggi.

  Menariknya, Hayama berniat tobat di jalan kebenaran jika seandainya ada orang yang tahu siapa dia sebenarnya. Orang yang terbiasa melihat sisi buruk dari manusia, siapa lagi kalau bukan Hikitani-kun. Hayama bisa menggambarkan Tobe, Ooka, dan Yamato dengan detail di vol 2 chapter 3, tapi apa yang digambarkan orang-orang di sekitar Hayama? Hachiman melihat Hayama sebagai pria baik. Vol 10 chapter 6, Ebina melihat Hayama sebagai pria baik yang akan memenuhi ekspektasi semua orang. Vol 10 chapter 5 Tobe melihat Hayama sebagai pria baik yang sering menolongnya. Semuanya sama, Hayama adalah nice guy. Alasan yang sama mengapa Hayama mengatakan aku tidaklah sebaik yang kau kira, kepada Hachiman di vol 9 chapter 3, vol 9 chapter 8, dan vol 10 chapter 4, karena Hachiman punya kemampuan untuk melihat Hayama yang sebenarnya.

  Kemungkinan besar, jawaban Hayama mengenai jurusan IPS kepada Hachiman, adalah jawaban yang benar. Meski Hayama tahu kalau klien Hachiman adalah Miura, entah apa motif Hayama memberikan jawaban yang jujur itu. Apakah Hayama mau mengakui cinta Miura? Entahlah...

  

  

x x x

1 komentar:

  1. Dengan membaca ini harus ku akui, sisi pengamatan mu juga bagus min👍

    BalasHapus