Jumat, 19 Agustus 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 6.5 Chapter 12 : Dengan begitu, festival mereka tidak akan berakhir -3

x x x








  Setelah jam istirahat selesai, kami mulai melakukan persiapan untuk lomba utamanya. Para pengendara mulai berganti pakaian, dan siswa-siswa yang lain tampak mulai mengantri.

  Meski aku disini bertugas sebagai petugas medis, aku akhirnya dipaksa untuk bantu-bantu dalam lomba utama ini.

  Juga, entah mengapa, pencipta lomba ini, Zaimokuza, datang sendiri tanpa diundang dan mulai membantu juga.

  Dia memakai ikat lengan dengan tulisan "PIMPINAN PRODUKSI". Apakah dia kesini karena dia merasa ikut bertanggungjawab, ataukah bosan karena kami dari tadi tidak pernah menganggapnya ada? Mungkin yang terakhir tadi yang benar, karena kami dari pagi tidak pernah menyebut orang yang menjabat sesuatu yang tertulis di ikat lengannya itu.

  Ketika Zaimokuza dan beberapa Pengurus OSIS, dibantu beberapa sukarelawan, mulai mengarahkan peserta lomba dan membentuk antrian yang rapi, aku tiba-tiba mendengar suara yang ceria dari kerumunan orang-orang ini.

  Ketika kulihat, Ebina-san sedang memberikan briefing kepada para pengendara lainnya. Ketika Yukinoshita sedang memeriksa ikat kepalanya, dia berbicara kepada Ebina-san.

  "Apa mereka sudah diberitahu soal formasinya?"

  "Yup."

  Ebina-san menjawabnya dengan singkat dan memberikan tanda kalau Yukinoshita bisa memastikannya sendiri. Yang tersisa, hanyalah masuk ke lapangan. Sebenarnya, tidak ada masalah lagi. Tapi, entah mengapa ada sesutau yang mengejutkanku. Aku harus memastikannya.

  "...Kenapa suasananya semakin gaduh?"

  "...Akupun ingin tahu juga."

  Yukinoshita mengembuskan napasnya dengan sangat dalam.

  Yukinoshita sendiri, memakai sebuah kostum armor yang mencolok. Sebenarnya, bahan armornya sendiri adalah bahan yang murah, tapi pelindung tangan dan pergelangannya dibuat terpisah, sehingga aku bisa melihat dengan jelas kulitnya. Punggung dan bahunya juga dibuat terpisah, dan ternyata terlihat indah sekali. Aku mendapatkan kesan pakaian yang berat hanya dengan melihat armor tangan dan dadanya, tapi bagian roknya tampak melambai dengan ringannya, memberikan kesan lembut.

  Meski armor ini dibuat dengan terburu-buru, ternyata memiliki tampilan yang bagus. Tapi, ada beberapa bagian yang terlihat cukup aneh.

  Aneh sekali...Ketika kulihat lagi gambar desain kostumnya, aku cukup yakin kalau kostumnya ini bergaya Jepang. Kenapa bisa jadi begini...? Pasti terjadi sesuatu yang mencurigakan dalam proses produksi kostum ini yang tidak kuketahui...

  Yukinoshita mulai melihat kedua tangannya, kakinya, dan lehernya. Dia seperti hendak mencari tahu mengapa kostumnya bisa terlihat seperti ini.

  Kira-kira, bagaimana kesan yang lainnya?

  Akupun melihat sekitar untuk mencari Yuigahama. Gahama, Gahama...Ah, ada disana. Yuigahama menyentuh armor dadanya itu, armor tangannya, dan menarik-narik roknya. Setelah itu, wajahnya mulai memerah.

  "Ugh, ini sangat memalukan..."

  Betul sekali. Ini seperti ber-cosplay di depan seluruh warga sekolah...Sementara itu, Ebina-san tampak mengagumi Yuigahama yang terlihat malu-malu.

  Kawasaki sendiri, ternyata ada di sampingnya. Ah, ternyata Kawasaki harus memakai ini juga. Tapi, Kawasaki sendiri tampak kurang senang dengan itu...

  Kenapa dia tampak tidak suka memakai ini? Akupun mempertanyakan itu dalam pikiranku ketika aku melihatnya. Kawasaki tampak malu-malu dan menatapku ketika menyadari kalau aku sedari tadi melihat ke arahnya.

  "...Ada apa?"

  Nada suaranya tampak dipenuhi oleh amarah, sangat menakutkan. Tapi, jika aku memberikan jawaban standar 'tidak ada apa-apa', Kawasaki pasti akan terus bad-mood. Ngomong-ngomong, kupikir aku harus memikirkan sesuatu untuk mencairkan suasananya.

  "Ah. Kostum itu terlihat cocok denganmu."

  "...Apa kau mau mengajak berkelahi?"

  Dia membalasku dengan nada yang lebih menakutkan dari sebelumnya.

  Hei, aku ini jelas-jelas sedang memujimu...Ah, aku tahu. Maaf ya, aku tidak akan melihat ke arahmu lagi, jadi tolong jangan terus menatapku seperti itu...

  Akupun memalingkan kedua mataku karena dia mulai menatapku dengan tatapan yang tajam. Kali ini, pandanganku berpindah ke Ebina-san. Dia juga memakai kostum itu, dan dia tampak tidak keberatan sama sekali dengan itu.

  "...Apa kita harus memakai ini?"

  Dia tampak ragu-ragu akan itu. Dengan ekspresi terkejut, dia mulai menepuk-nepuk pinggang Yuigahama, dan armonya tiba-tiba jatuh. Kawasaki yang melihat kejadian itu, tampak terganggu dan mengembuskan napasnya. Dia lalu berjalan melewati belakang Yuigahama dan mulai membantunya untuk mengikat kostumnya.

  Seperti berusaha menghilangkan kegugupan dari Yuigahama, Ebina-san menepuk bahunya.

  "Ini adalah pertempuran yang membutuhkan kerjasama. Karena itulah, para pengendaranya harus memakai armor dengan benar."

  "Ah, kau benar."

  Sambil mengatakan itu, dia memutar tubuhnya.

  "Jangan bergerak ya."

  Mengikuti instruksi Kawasaki, Yuigahama tiba-tiba terdiam.

  "Tapi, harus memakai kostum semacam ini dalam sebuah lomba, ini agak..."

  Entah mengapa, ekspresi wajah Yukinoshita terlihat suram.

  Tapi, Ebina-san sendiri tidak mempedulikan itu.

  "Bukankah ini tidak masalah?! Ini adalah kostum spesial yang diproduksi olehku, dan dibuat oleh Sakisaki!"

  "Jangan panggil aku Sakisaki!"

  Ya ampun, kalian tampak semakin akrab saja...Aku merasa kalau sejak Festival Budaya lalu, jarak antara Ebina-san dan Kawasaki mulai semakin dekat.

  Setelah Kawasaki selesai memeriksa kostum seluruh peserta, dia menganggukkan kepalanya. Yukinoshita sendiri, juga memeriksa kostumnya. Gadis ini tampaknya serius untuk memenangkan lomba ini. Dia sampai sejauh itu untuk memastikan kalau dia bisa bergerak dengan bebas...Sementara itu, Yuigahama tampak kesulitan untuk membiasakan tubuhnya. Dia kemudian mengembuskan napasnya setelah melihat dirinya, bercampur dengan rasa was-was dan juga senang dengan kostum itu.

  Setelah selesai memeriksa, Yukinoshita juga mengembuskan napasnya.

  "Meski begitu...Kenapa bergaya barat...?"

  "Ya...Bukankah harusnya bergaya samurai?"

  Setelah Yukinoshita mengatakannya, Yuigahama lalu menambahkan. Aku paham maksud kalian. Memangnya siapa sih yang memutuskan kalau ini akan bergaya barat? Kulihat kepada tersangkanya, orang yang mengusulkan lomba ini, Zaimokuza. Kawasaki juga melihat ke arah Ebina-san, dengan penuh tanda tanya.

  Kemudian, baik Zaimokuza dan Ebina-san mengambil jarak dari kami. Karena pantulan cahaya matahari, kacamata mereka tampak bersinar dengan terang.

  "Bukankah sudah jelas? Karena kami menyukainya!"

  "Bukankah sudah jelas? Karena kami menyukainya!"

  Oh, aku tahu. Kurasa tidak perlu dipertanyakan lebih jauh alasannya jika kalian bilang kalau kalian menyukai itu...

  Malahan, mungkin inilah yang terjadi dalam semua proses produksi. Desain dasarnya, akan mengambil dari ide seseorang, tapi karena dalam prosesnya banyak sekali orang mulai melemparkan pendapatnya, maka semua pendapatnya akan bercampur dan hasilnya akan menjadi sesuatu yang tidak diduga.

  Meski mereka pikir itu bagus, tapi orang-orang yang memakainya tidak merasa begitu. Baik Yukinoshita dan Yuigahama melihat mereka dengan ekspresi kurang puas.

  Meguri-senpai, yang memakai kostum yang sama, berjalan ke arah kami dan melihat ekspresi orang-orang disini. Dari senyumnya, kau bisa menebak kalau Meguri-senpai cukup puas dengan sesuatunya.

  Dia lalu menaruh tangannya di bahu mereka dan tersenyum bahagia.

  "Begini, begini, bukankah suasana yang meriah seperti ini terasa bagus?! Ayo kita targetkan untuk mengejar ketertinggalan kita!"

  Setelah mengatakan itu, Meguri-senpai mengajak mereka masuk ke antrian. Lombanya akan segera dimulai. Baik Ebina-san dan Kawasaki mulai pergi ke antrian tim putih. Akupun menaikkan tanganku dan melambaikannya ke arah Meguri-senpai dan mereka berdua.

  Ketika kami saling berpapasan...

  "Kalau kita memenangkan ini, kita mendapatkan 30 poin."

  "Hmm, kalau begitu, kemenangan di lomba utama kategori pria akan membuat kita menang di festival..."

  Baik Yukinoshita dan Yuigahama melihat ke belakang dan menatap ke arahku. Aku tahu tanpa kalian beritahu sekalipun. Lomba utama bernilai 30 poin. Kalau kita memenangkan dua lomba utama ini, maka tim merah akan memenangkan festival.

  "Tapi, meski kalian mengatakan itu..."

  Meski mereka mengatakan itu, tidak ada jaminan kalau kami akan memenangkan lomba setelah ini. Melihat performa kedua tim, jelas tim putih masih terlihat diunggulkan dalam setiap lomba. Dengan kata lain, peluang tim merah untuk menang sangat kecil.

  Yang membuatnya bertambah jelas, adalah kapten tim putih, Hayama. Selain memiliki kemampuan yang luar biasa, tidak lupa juga dia memiliki karisma yang bisa meningkatkan semangat tim putih. Sebaliknya, tim merah tidak memiliki lagi semangat yang tersisa...

  Menang adalah sesuatu yang hampir mustahil.

  Meski begitu, Yukinoshita terus menekankan dengan jelas hal itu. Karena itulah, dia sedari tadi terus menatap ke arahku.

  "...Karena aku tahu kalau kau akan menepati janjimu."

  Setelah mengatakan itu, Yukinoshita berjalan meninggalkanku. Yuigahama juga menaikkan tangannya dan tersenyum dengan penuh semangat.

  "Aku tidak berpikir kalau itu disebut janji, kecuali kedua pihak setuju akan hal itu..."

  Akupun menggumamkan ini meski aku tahu kalau dia tidak akan bisa mendengarkan itu.










x Chapter XII Part 3 | END x






  Buat yang belum paham mengapa banyak yang kecewa dengan kostum ala-barat untuk Kibasen...

  Konsep dasar Kibasen itu adalah tentang sejarah Chiba, atau Jepang secara keseluruhan. Jadi, memakai kostum ala-barat terkesan agak aneh. Tapi, pembaca yang juga merangkap gamers pasti tahu, jika memang ada pilihan itu, maka armor ala-barat patut untuk dicoba...

  ...

  Dalam timeline ini, Yukino sangat mempercayai Hachiman dan kata-katanya. Tentunya, ujian terbesarnya akan muncul di volume 7 dan 8, ketika tindakan Hachiman tidak sama dengan kata-kata Hachiman di depan Yukino sendiri.

  ...

  Hachiman bohong dengan kata-kata janji harus disepakati oleh kedua pihak.

  Dalam volume 7.5 special, timeline Juni, Hachiman punya hutang janji untuk mengajak kencan Yui ke tempat Arcade. Kedua pihak setuju. Tapi, Hachiman tidak pernah melunasinya.

  Dalam volume 6 chapter 7, Festival Budaya, Hachiman punya hutang janji untuk mengajak Yui kencan. Kedua pihak setuju. Tapi Hachiman baru mau melunasinya setelah tiga kali Yui mengajaknya, itupun karena malam sebelumnya Hachiman diperingatkan Komachi mengenai dirinya selama ini, vol 11 chapter 7 dan 8.

  ...

  Ironisnya, Hachiman selalu konstan terhadap asumsi sepihaknya dengan Yukino. Padahal, mereka berdua tidak pernah membuat janji secara formal.

  Hachiman selalu percaya kalau Yukino akan ada untuknya, monolog di Training Center, vol 9 chapter 9.

  Dan Yukino selalu percaya kalau Hachiman akan ada untuknya, permintaan pertama Yukino kepada Hachiman, vol 9 chapter 8.


  

  

2 komentar:

  1. Saya saja atau memang Yuigahama-san jadi sangat menderita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai segitunya? Ini drama romcom bukan harem

      Hapus