Minggu, 21 Agustus 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 6.5 Chapter 12 : Dengan begitu, festival mereka tidak akan berakhir -5

x x x






  Masih ada waktu yang tersisa sebelum lomba Botaoshi, jadi aku memutuskan untuk kembali ke tenda petugas medis untuk sementara. Well, ini demi menyiapkan sesuatu untuk kemungkinan yang terburuk. Setelah menemukan yang kubutuhkan, kusembunyikan itu di dalam kantongku.

  Setelah itu, aku mendengar suara Miura di pengeras suara, mungkin karena komentatornya sudah kembali lagi setelah sebelumnya diganti.

  "SELANJUTNYA, KITA AKAN MEMASUKI LOMBA BOTAOSHI."

  Baiklah, saatnya untuk pergi.

  Lomba selanjutnya adalah Botaoshi, dimana aturannya sangat sederhana. Di tiap tim, nantinya akan ada satu tiang yang harus dijaga untuk tetap berdiri, tim mana yang bisa merobohkan tiang lawannya, maka dialah yang menang.

  Konsep lomba dari Ebina-san ini sebenarnya sederhana, tapi entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang kurang nyaman dengan ini. Ketika aku memikirkannya, aku bisa mendengar suara tawa yang menjijikkan dari pengeras suara.

  "UFUFU. ANAK LAKI-LAKI SALING BERGUMUL SATU SAMA LAIN. BERUSAHA MEMBUAT 'TIANG BESAR' MILIK LAKI-LAKI LAIN ROBOH. SU-SUNGGUH MESUM..."

  Setelah itu, aku mendengar suara pukulan yang keras. Miura mungkin memukul kepala Ebina-san. Di saat yang sama, muncul suara gaduh dari pengeras suara.

  Ebina-san memang gadis yang aneh...

  Sambil mendengarkan kata-kata komentator tersebut, aku mengantre untuk masuk ke lapangan. Tetapi, antreannya terlihat ramai sekali, saking ramainya sehingga antrean ini tampak tidak bergerak sama sekali. Ketika aku memikirkan betapa mengganggunya antrean semacam ini, seseorang tiba-tiba keluar dari antrean.

  "Oh-oh, ternyata Hachiman."

  Beginilah diriku jika sedang sial, bertemu dengan Zaimokuza.

  "Kenapa antreannya tidak bergerak?"

  Mungkin orang yang sudah berada disini lebih dulu dariku tahu apa alasannya. Tapi, Zaimokuza menggelengkan kepalanya.

  "Entahlah? Mungkin terjadi sesuatu di depan sana."

  "Hmm."

  Ah sudahlah. Ngomong-ngomong, banyaknya orang disini saja sudah membuat suasananya sungguh berisik, jadi tolong segera bergerak dan percepat antreannya.

  Kemudian di depanku, aku melihat banyak sekali orang memberikan jalannya kepada sesuatu.

  Ada seseorang disana. Kira-kira siapa ya?

  Ketika kuamati lebih jauh, kusadari ternyata itu adalah Totsuka yang sedang memakai seragam sekolah yang lebih tradisional. Mengapa dia memakai seragam itu...? Sambil berterimakasih kepada Tuhan karena diberi kesempatan untuk melihat ini, aku mulai berjalan ke arahnya, dan dia juga menyadari kehadiranku.

  "Hachiman!"

  Dia tersenyum dan mulai berjalan ke arahku. Seragam sekolah yang terlihat kebesaran itu terlihat mengibas karena tertiup angin.

  "Totsuka, pakaianmu..."

  Ini terlalu manis! Akupun bergegas mendekatinya, untuk sekedar mencari tahu apa yang terjadi. Ada apa ini? Orang yang memikirkan kombinasi pakaian ini pastilah seorang jenius, benar tidak? Membiarkan Totsuka memakai seragam biasa, ada apa dengan situasi Colombus Egg ini...? Aku sendiri tidak tahu apa yang benar dan salah dalam situasi ini. Aku bahkan bisa merasakan kalau hukum sebab-akibat mulai terbalik kali ini, dan hukum sirkulasi mulai terasa relevan seperti di Puella Magi Madoka Magica.

  Mendengarkan pertanyaanku, Totsuka tampaknya tidak keberatan untuk menjawabnya.

  "Se-Sebenarnya begini...Katanya kapten tim harus memakai seragam ini...Jadi aku memakai ini karena diminta...A-Apa aku terlihat aneh?"

  Totsuka menjawabnya dengan malu-malu sambil meremas lengan seragamnya, dan ketika dia menyadari tatapan orang sekitarnya terhadap dirinya, dia berusaha menyembunyikan keberadaannya. Sepertinya, seragam ini dipersiapkan dengan buru-buru, dan ukurannya terlalu besar bagi Totsuka yang kurus. Meski begitu, kurasa ini tidak masalah.

  "Itu sangat cocok denganmu. Itu tidak aneh sama sekali."

  Benar sekali, ini tidaklah aneh. Karena ini adalah cinta...

  "Hmm. Kupikir ini pertamakalinya aku melihat seseorang jatuh cinta pada pandangan pertama..."

  Suara Zaimokuza tampak bergetar ketika mengatakannya, tapi aku tidak mendengar apa yang dia sampaikan karena Totsuka memang terlalu manis.

  






x x x








  Tim merah dan putih sudah memasuki lapangan. Lombanya akan segera dimulai.

  "PERTAMA-TAMA, KITA PERKENALKAN KAPTEN DARI KEDUA TIM. UNTUK TIM PUTIH, KITA MEMILIKI KAPTEN DARI KLUB SEPAKBOLA, HAYAMA HAYATO-KUN. UNTUK TIM MERAH, KITA MEMILIKI KAPTEN KLUB TENIS, TOTSUKA SAIKA-KUN."

  Komentar dari Ebina-san terdengar jelas di pengeras suara, dan semua orang tertuju kepada kedua kapten tersebut. Totsuka tampak malu-malu, mungkin karena tiba-tiba mendengar namanya dipanggil. Di lain pihak, Hayama melambaikan tangannya untuk merespon teriakan histeris dari penonton, dia tampak tenang sekali.

  Ketenangannya itu mulai memberikan efek kepada orang-orang di sekitarnya. Semangat tim putih terlihat sangat tinggi. Dengan Hayama sebagai pusatnya, mereka mengelilinginya dengan antusias seperti memberi kesan kalau itu adalah cara yang benar untuk menghabiskan masa muda mereka.

  Sebaliknya, para pria di tim merah tampak tidak bersemangat. Mereka terlihat lemah ketika dikombinasi dengan suasana tim yang suram ini.

  Satu-satunya orang yang termotivasi mungkin hanyalah Zaimokuza, yang sedari tadi hanya menggerutu saja, mungkin dia sedang mengimajinasikan sesuatu. Sepertinya, para chuuni memang menyukai perlombaan semacam ini. Atau mungkin ini semacam perang, dimana dia bisa memberitahu semua orang tentang hal-hal tidak berguna seperti Gyorin, Kakuyoku, ataupu  Rikutousanryaku yang biasa dibaca di buku-buku taktik pertempuran masa lalu.

  Mustahil kita menang dengan situasi seperti ini...Akupun secara spontan mengembuskan napasku setelah melihat tanda-tanda kekalahan timku.

  Meski begitu, peluang menang kita tidaklah nol. Kutatap kedua tanganku ketika memikirkannya. Situasi bisa berubah jika ada seseorang yang bisa memainkan satu kartunya dengan benar dalam permainan ini.

  "Zaimokuza, aku punya rencana rahasia."

  Mendengarkan kata-kata itu, tubuh Zaimokuza tampak bergetar.

  "Rencana rahasia...? Oh, apakah itu sesuatu yang perlu kau konsultasikan ke jendral terlebih dahulu? Oke, aku akan mendengarkannya."

  Ya sudahlah, yang penting kau memakan umpanku. Orang ini sepertinya menyukai hal-hal yang berbau rencana rahasia. Meski aku sendiri kurang senang melihatnya memperlakukanku seperti bawahan, aku akan memaafkannya untuk hari ini. Setelah hari ini, gue hajar lo!

  Kubisikkan beberapa kata ke Zaimokuza, dan Zaimokuza melompat karena terkejut.

  "...Ah? Aku?"

  Zaimokuza tiba-tiba kembali ke dirinya yang biasanya. Tapi, ini memang sangat mengganggu.

  "Tidak ada orang lain yang bisa selain dirimu. Saat ini, kau ini ibarat Guan Yu dari Kisah Tiga Kerajaan. Totsuka itu Liu Bei. Karena itulah, kau ini adalah satu-satunya orang yang bisa menyatukan dan memimpin seluruh pasukan."

  Aku memanfaatkan figur-figur populer untuk membujuknya, mereka adalah figur-figur dalam cerita tiga kerajaan. Zaimokuza berpikir sejenak dan kemudian dia menepuk lututnya.

  "Ah, aku paham. Serahkan padaku."

  Sepertinya aku berhasil membuatnya masuk ke dalam mode chuuni. Dalam mode itu, Zaimokuza adalah orang yang tanpa rasa takut. Chuunibyou memiliki kemampuan spesial untuk menyerap seluruh tekanan seketika. Mustahil meminta mereka melakukan sesuatu tanpa membuat mereka berhalusinasi tentang sesuatu, atau memakai mantel besar di tengah musim panas dengan pikiran yang amat sadar dimana tampilannya yang seperti itu bisa menghancurkan akal sehat orang normal.

  Zaimokuza lalu berjalan di depan tim merah. Dengan pura-pura batuk, dia mulai berteriak dengan lantang.

  "DENGARKAN AKU, WAHAI PARA PRAJURITKU. KOMANDAN TERTINGGI KALIAN HENDAK BERBICARA!"

  Totsuka melihat ke arah Zaimokuza dengan heran, seperti bertanya-tanya ada apa dengan situasi ini. Lalu, setelah sadar kalau namanya disebut, dia berjalan ke depan dengan malu-malu.

  "Ah, um. Aku kapten tim merah, Totsuka Saika. Se-Semuanya, mari kita berikan yang terbaik."

  Totsuka menepuk kedua tangannya di depan dadanya dan berusaha untuk menyemangati dirinya. Meski dia tampak kurang percaya diri, itu sudah cukup memberi kesan kepada semuanya kalau dia akan memberikan yang terbaik.

       Aku ingin melindungi senyum itu.

  Setelah itu, Zaimokuza maju selangkah ke depan.

  "MUSUH KITA ITU CUMA HAYAMA HAYATO! YANG LAINNYA HANYALAH CECUNGUK-CECUNGUK TIDAK PENTING! DENGARKAN AKU! INI ADALAH MOMEN YANG SELALU KITA TUNGGU-TUNGGU. BAGAIMANA MUNGKIN HANYA KARENA DIA ITU TAMPAN, LALU KITA MEMBIARKANNYA MENANG BEGITU SAJA?! AKU TIDAK SUKA ITU! AKU BENAR-BENAR TIDAK SUKA! AKU TIDAK MAU MASA MUDAKU TERISI DENGAN KENANGAN MENYEDIHKAN SEMACAM ITU! AKU TIDAK MAU BEGITU SAJA MEMBUKA JALAN UNTUKNYA KETIKA DIA LEWAT DI LORONG! AKU TIDAK MAU PURA-PURA TERSENYUM KETIKA DIA BERBICARA KEPADAKU! AKU TIDAK MAU MEMBUAT DIRIKU TIBA-TIBA TERDIAM HANYA KARENA DIA BERJALAN MELEWATIKU! SEKARANG KUTANYA, BAGAIMANA MENURUT KALIAN!?"

  Entah mengapa suara Zaimokuza berubah menjadi seperti suara tangisan di tengah-tengah pidatonya tadi. Sepertinya, dia terlalu mengkhayati karakternya terlalu dalam, dan mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan. Tim merah mulai merasakan tekanan misterius dari kesedihan yang Zaimokuza derita. Tim putih sendiri, melihat kami dengan penuh tanda tanya. Tim ini, entah mengapa sekarang menjadi pusat perhatian dari semua orang.

  "O   . O-Oh..."

  Kemudian, suara gemuruh muncul dari tim merah.

  "JADI APA YANG AKAN KITA LAKUKAN!? KITA HARUS MEMENANGKAN INI! INILAH MOMEN KEBANGKITAN KITA! BERDIRILAH, PARA PRAJURITKU!"

  "O   !"

  Ada sesuatu yang besar dalam pidato Zaimokuza itu, dan itu menyebabkan semangat dari tim merah mulai membara. Apalagi, perkenalan dari Totsuka memang sangat bagus. Entah mengapa, aku ini mulai seperti mereka, mulai terisi semangat untuk memberikan yang terbaik demi Totsuka.

  Zaimokuza melihat ke seluruh member tim merah, dan setelah itu dia berjalan ke arahku dengan ekspresi puas.

  "Bagaimana tadi?"

  "Um. Tidak buruk. Sangat menjijikkan dan menarik perhatian. Kuserahkan sisanya kepadamu."

  "Me-Menjijikkan?"

  Zaimokuza tampaknya terpukul mendengar itu. Tidak, kau sebenarnya dalam keadaan biasa sudah menjijikkan...Tapi, karena dirimu yang menjijikkan itulah, kau bisa memancarkan tekanan yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata ini. Sebuah tekanan, dimana semua orang akan mendengarkanmu. Ketika semangat sedang di titik terendah, adalah momen dimana kau akan mengatakan sesuatu yang bisa menarik perhatian mereka.

  Dalam hal ini, Zaimokuza sudah melakukannya dengan baik. Mungkin, sampai dia pulang ke rumah, dia akan terus dihantui oleh ini, terus memikirkan mengapa dirinya bisa mengatakan sesuatu yang semacam itu.

  Ketika kau sudah terperosok sangat dalam dengan situasinya, akan mudah sekali bagimu untuk tiba-tiba lepas kontrol dan mengatakan sesuatu yang bodoh.

  Karena pengorbanan suci dari Zaimokuza, dan senyuman Totsuka, persiapannya selesai. Kulihat di bawah bendera tim putih, disana ada kapten tim putih, Hayama Hayato. Meski aku hanya melihatnya dari kejauhan, tampaknya dia menyadari diriku, dan tersenyum kepadaku.

  Baiklah, ayo kita selesaikan ini, dengan adil dan jujur, dengan cara yang paling hina, sebusuk-busuknya, dan serendah-rendahnya yang kubisa.








x  Chapter XII Part 5 | END x

  

2 komentar:

  1. Kumohon... Totsuka jadilah wanita

    BalasHapus
  2. Totsuka "Liu Bei"
    Zaimokuza "Guan Yu"
    Hikigaya "Zhuge Liang"

    FUMU...

    BalasHapus